• 160,000+
  • pengikut
  • ponsel:
    +62 21 5200 392
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks

    Kanker Serviks

    Nekrosis Avaskular Kepala Femoralis (Avascular Necrosis of Femoral Head):

    Layanan hotline setiap hari pukul 08:00–22:00
    (021)5200392
    +6282118094013/4014
    Detail

    1.Deskripsi

    Kanker serviks adalah tumor ganas yang terjadi pada bagian serviks (leher rahim) dan saluran serviks, dimulai dari perubahan perlahan pada sel-sel normal di permukaan serviks. Perubahan ini disebut sebagai hiperplasia atipikal atau neoplasia serviks intraepitelial, dan dianggap sebagai kondisi pra-kanker. Ini berarti bahwa jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi kanker. Kanker serviks adalah salah satu kanker ganas paling umum pada wanita dan merupakan kanker ganas terbesar keempat di dunia, dengan rata-rata usia diagnosis adalah 50 tahun. Wanita berusia 35-44 tahun sering kali didiagnosis. Di seluruh dunia, negara-negara dengan pendapatan rendah atau menengah memiliki angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks yang lebih tinggi.

    Kanker serviks dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

    Karsinoma skuamosa: sekitar 75%–80% dari penderita kanker serviks.

    Adenokarsinoma: sekitar 20%–25% dari penderita kanker serviks.

    Karsinoma adenoskuamosa

    Selain itu, ada jenis kanker serviks yang lebih jarang ditemukan, seperti kanker neuroendokrin, kanker yang tidak terdiferensiasi, tumor epitel/mesenkim campuran, tumor mesenkim, melanoma, dan limfoma.

    Penyebab kanker serviks:

    Infeksi HPV: Infeksi virus human papillomavirus (HPV) yang berkelanjutan adalah penyebab utama kanker serviks, terutama tipe HPV-16 dan 18.

    Kontak seksual: HPV terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki dan semakin muda usia ketika pertama kali berhubungan seks, semakin besar risiko terkena kanker serviks. Infeksi HPV sering terjadi pada wanita muda yang aktif secara seksual, dengan puncak infeksi pada usia 18–30 tahun.

    Rendahnya tingkat pemeriksaan/skrining kanker serviks: Karena rendahnya tingkat pendidikan, status sosial, dan masalah ekonomi, tingkat skrining kanker serviks juga relatif rendah. Orang yang tinggal di daerah dengan sumber daya terbatas mungkin memiliki akses terbatas terhadap pemeriksaan.

    Rokok: Baik merokok aktif maupun pasif dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

    Perilaku reproduksi: Jumlah persalinan yang terlalu banyak dan penggunaan pil KB kombinasi berhubungan erat dengan risiko kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa semakin sering melahirkan, semakin tinggi kemungkinan terkena kanker serviks.

    Faktor risiko tinggi kanker serviks:

    Berhubungan seksual pada usia dini dan memiliki banyak pasangan seksual.

    Melahirkan pada usia muda, menstruasi dini, serta kehamilan dan persalinan yang berulang.

    Infeksi virus pada saluran reproduksi lainnya, seperti virus herpes simpleks[1], infeksi klamidia, infeksi mikoplasma, dan sebagainya.

    Merokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

    Wanita yang berhubungan dengan pria berisiko tinggi (memiliki riwayat kesehatan khusus), seperti pria yang pernah menderita kanker penis, kanker prostat, atau yang mantan istrinya pernah menderita kanker serviks, lebih rentan terkena kanker serviks.

    Tidak melakukan pemeriksaan kanker serviks secara rutin, penggunaan pil KB, serta individu dengan imunosupresi.

    2.Gejala

    Pada tahap awal, kanker serviks sering tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring perkembangan penyakit tu sendiri, gejala berikut mungkin muncul:

    Perdarahan vagina: Biasanya berupa perdarahan kontak setelah hubungan seksual atau pemeriksaan ginekologi, atau perdarahan vagina yang tidak teratur. Pada pasien lanjut usia, ini sering berupa perdarahan vagina yang tidak teratur setelah menopause.

    Keputihan: Sebagian besar pasien mengalami keputihan yang berwarna putih atau berdarah, encer seperti air atau seperti air cucian beras, dengan bau amis. Pada pasien stadium lanjut, keputihan bisa berbentuk cairan yang banyak, seperti air cucian beras atau kental dengan bau busuk yang bernanah.

    Gejala lanjut: Ketika kanker menyebar ke jaringan atau organ terdekat, gejala seperti sering buang air kecil, susah buang air besar, atau sembelit dapat muncul. Ini juga dapat menyebabkan penyakit seperti uremia, hidronefrosis, anemia, dan gejala lainnya. Tumor yang menekan atau mengenai ureter dapat menyebabkan obstruksi ureter, hidronefrosis, uremia, dan lainnya. Pasien stadium lanjut mungkin mengalami anemia, cachexia (kondisi tubuh lemah), dan gejala kegagalan organ secara umum.

    3.Diagnosa

    Dokter biasanya akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien, kemudian melakukan pemeriksaan berikut:

    Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan menyeluruh terhadap alat kelamin luar dan vagina untuk melihat adanya perubahan.

    Pap smear: Alat pemeriksaan paling penting untuk mendeteksi kanker serviks.

    Kolposkopi + biopsi serviks: Melihat kondisi permukaan serviks di bawah kolposkopi dan melakukan biopsi pada area yang mencurigakan.

    Tes sitologi serviks (TCT): Tes ini dapat memberikan gambaran awal apakah ada kemungkinan kanker serviks atau lesi prakanker.

     Tahapan kanker serviks

    Stadium I: Tumor sebatas pada serviks;

    Stadium II: Tumor melampaui serviks, tetapi belum mencapai dinding panggul atau sepertiga bagian bawah vagina;

    ⅡA: Tumor menyerang dua pertiga bagian atas vagina.

    ⅡA1: Lesi/penyimpangan terlihat ≤ 4cm.

    ⅡA2:Lesi/penyimpangan terlihat> 4cm

    ⅡB: Ada infiltrasi/penyebaran ke jaringan sekitar serviks, tetapi belum mencapai dinding panggul.

    Stadium III: Tumor telah menyebar ke dinding panggul, tidak ada ruang antara tumor dan dinding panggul saat pemeriksaan rektal. Tumor melibatkan sepertiga bagian bawah vagina atau menyebabkan hidronefrosis atau non-fungsi ginjal.

    ⅢA: Tumor melibatkan 1/3 bagian bawah vagina, tetapi tidak menyebar ke dinding panggul.

    ⅢB : Tumor menyebar ke dinding panggul, atau terjadi hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal.

    Stadium IV: Tumor melampaui panggul sejati atau menyerang kandung kemih atau mukosa rektum.

    IVA: Tumor telah menyerang organ panggul terdekat.

    IVB: Ada metastasismenyebar jauh.

    Semakin kecil ukuran tumor dan semakin dangkal lokasinya di serviks, serta tidak ada metastasis jauh atau penyebaran, semakin awal stadium penyakit, dan hasil pengobatan akan lebih baik.

    4. Pengobatan

    Operasi: Meliputi prosedur pengangkatan kanker saja, pengangkatan serviks (servisektomi), atau pengangkatan serviks dan rahim (histerektomi). Biasanya operasi ini dilakukan pada pasien dengan kanker serviks stadium awal. Bergantung pada stadium kanker, pengangkatan rahim bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya, serta pembersihan kelenjar getah bening di area sekitarnya.

    Radioterapi: Dapat dilakukan dengan radiasi eksternal (dari luar tubuh), terapi jarak dekat (dari dalam tubuh), atau kombinasi keduanya. Radioterapi terutama digunakan pada pasien stadium lanjut atau yang tidak bisa menjalani operasi.

    Kombinasi operasi dan radioterapi: Untuk lesi lokal yang lebih besar, radiasi dapat dilakukan terlebih dahulu untuk mengecilkan tumor sebelum operasi. Setelah operasi, jika terdapat metastasis kelenjar getah bening panggul, metastasis ke jaringan sekitar serviks, atau sisa kanker di vagina, radioterapi pasca operasi dapat dilakukan untuk membasmi sisa kanker dan mengurangi risiko kambuh.

    Kemoterapi: Terutama digunakan pada pasien stadium lanjut atau pasien dengan kekambuhan dan metastasis(kanker yang menyebar). Kemoterapi juga bisa digunakan sebagai pengobatan tambahan setelah operasi atau radioterapi.

     

    Terapi target: Menggunakan obat-obatan yang dapat menargetkan zat kimia tertentu di sel kanker. Terapi target biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi dan dapat menjadi pilihan pengobatan bagi pasien dengan kanker serviks stadium lanjut.

    Imunoterapi: Membantu sistem kekebalan tubuh menemukan dan membunuh sel kanker. Pada kasus kanker serviks yang sudah mencapai stadium lanjut dan pengobatan lain tidak berhasil, imunoterapi bisa menjadi pilihan.

    5.Pencegahan

    Mencegah infeksi HPV: Vaksinasi HPV dapat mengurangi risiko kanker serviks dan kanker terkait HPV lainnya. Terdapat tiga jenis vaksin HPV secara global: vaksin HPV 2-valen, 4-valen, dan 9-valen. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk mengetahui jenis vaksin yang sesuai.

    Pemeriksaan Pap smear secara teratur: Pemeriksaan Pap smear dapat mendeteksi lesi prakanker serviks. Sebagian besar organisasi medis menyarankan untuk memulai pemeriksaan Pap smear secara teratur sejak usia 21 tahun dan mengulang setiap beberapa tahun.

    Melakukan hubungan seksual dengan aman: Mengambil langkah-langkah untuk mencegah infeksi menular seksual, seperti menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual dan membatasi jumlah pasangan seksual.

    Jangan merokok

     

    Sumber Referensi

    宫颈癌症状_病因_治疗方法_鉴别_专家咨询|丁香医生 (dxy.com)

    宫颈癌 - 妇产科学 - MSD诊疗手册专业版 (msdmanuals.cn)

    宫颈癌 - 诊断与治疗 - 妙佑医疗国际 (mayoclinic.org)

    宫颈癌 - 症状与病因 - 妙佑医疗国际 (mayoclinic.org)



    Isi formulir untuk menghubungi kami dengan cepat

    Kami bekerja sama dengan rumah sakit dan spesialis terkemuka untuk memberi Anda layanan medis lintas batas berkualitas tinggi


    Laporan Medis*:
    Hubungi kami*:

    Copyright @Rumah Sakit Jing Kai Sa All Rights Reserved.  
     

    Peta Situs